Penjelasan Seni Mendengarkan Dialektika Dalam Masyarakat Sosial
Seni mendengarkan, setiap orang mungkin pernah melakukan hal tersebut bukan? Termasuk saya juga. Mendengarkan hal yang wajib bagi kalian semua, karena dengan mendengarkan bisa memperoleh informasi ataupun hal yang dibicarakan dalam mengasah kemampuan otak kalian untuk berpikir.
Sebagai fasilitator, kalian harus memahami teori-teori yang terbaru atau terupdate dengan tokoh barat yang terpampang dalam sampul buku ternama. Banyaknya aspek yang harus dipahami, karena komunikasi merupakan aspek penting untuk melakukan pendekatan dan terjalinnya hubungan sosial di masyarakat.
Filsafat Seni Mendengarkan Dialektika Masyarakat
Seni mendengarkan yaitu bagian dari komunikasi atau pembicaraan selain dari menulis. Berbicara pada dasarnya sebagai keterampilan dasar bagi manusia dalam bentuk komunikasi, namun untuk mempelajari bagaimana sebagai pendengar yang baik, yaitu dengan cara mendengarkan ilmu yang bisa kalian serap, masalah yang dipecahkan, dan gagasan bisa diwujudkan.
Banyaknya sebuah percakapan yang sering ditemui, subjeknya biasanya menjadi seorang komunikator ketimbang komunikan. Bahkan para remaja yang terpelajar dengan didukung berbagai ilmu dan pengetahuan yang mereka punya, seolah merekalah yang paling berpengetahuan untuk berbicara.
Sedangkan untuk orang yang ada di depannya tidak mempunyai hak berbicara karena adanya perbedaan pendidikan. Pemahaman ilmu komunikasi sudah melekat dalam diri semua orang. Tanpa kalian sadari ilmu tersebut berkembang dalam sendirinya setiap berpikir secara lisan maupun tulisan.
Tidak banyaknya seseorang yang fasih dalam berkomunikasi mampu meluangkan dan melibatkan pendengarannya untuk lama mendengarkan. Mungkin agak sederhana jika kalian dengarkan, akan tetapi sulitnya saat untuk melakukan dalam rupa dialektika.
Inilah Seni Mendengarkan yang Baik
Menurut fasilitator, mendengarkan yaitu soft skill yang wajib dimiliki semua orang. Mendengarkan sangat baik untuk menjadi bekal pelajaran pengetahuan dalam menjalin hubungan sosial. Keinginan tidak hanya untuk mendengarkan dan lebih banyak berbicara agar tetap terlihat vokal dan cerdakini, salah satu gaya yang dibanggakan semua orang.
Sebagian bagi orang yang terpelajar. Hal tersebut merupakan sifat dasarnya manusia sebagai makhluk sosial. Seni mendengarkan bukan hanya untuk momentum dialek saja, akan tetapi juga sebagai kepercayaan orang lain dalam mempercayai seseorang agar mendengarkan ceritanya. Lalu bagaimana caranya untuk menjadi pendengar yang baik?
Jangan Memotong Pembicaraan
Cara untuk menjadi pendengar yang baik yaitu jangan memotong pembicaraan orang lain, hargailah dan tunggulah waktunya kalian berbicara. Saking semangatnya berada di dalam ruangan dialektika, seringkali membawa kalian kebiasaan memotong pembicaraan orang lain. Saat proses mendengarkan yang efektif, umumnya untuk tunggu serta tak potong pembicaraan orang lain jadi salah satu hal yang sulit diterapkan.
Jadilah Pendengar yang Aktif
Di dalam ilmu komunikasi, bisa saya sebutkan yaitu ilmu active listening, salah satu cara pendengar yang aktif dan tidak membosankan. Langkahnya cukup mudah sekali yaitu dengan cara mengulangi informasi yang disampaikan sebagai bahan pembicaraan untuk memastikan apakah sefrekuensi pemahaman atau tidak. Jika tanggapan lawan bicara kalian tidak meyakinkan atas informasi yang kalian ulang tadi, biarkan lawan bicara kalian menjelaskan lebih singkat.
Hargai Ragam Dialek yang Tersedia
Seni mendengarkan yang baik berikutnya yaitu dengan cara menghargai setiap ragam dialek yang sudah tersaji dan tersedia. Ada perbedaan budaya dan bahasa dalam proses komunikasi. Apabila kalian lebih memahami banyak bahasa, mungkin akan lebih baik dan pasif saat berdialek dengan orang yang menggunakan bahasa berbeda.
Teknik-Teknik Seni Mendengarkan
Mendengarkan juga mempunyai beberapa teknik. Menurut Frank Bettger, pengetahuan pembicaraan lebih banyak kalian peroleh dari telinga daripada mulut. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mendengar sebagai komunikasi yang banyak digunakan.
Mendengar 53%
Berbicara 16%
Membaca 16%
Menulis 14%
Biasanya saat mendengarkan mempunyai lima tingkat, yaitu:
Kalian mungkin mengabaikan seseorang yang berbicara
Mungkin kalian juga pernah berpura-pura mendengarkannya
Mendengarkan, akan tetapi lebih mendengarkan di bagian-bagian tertentu
Mendengarkan secara atentif dan memfokuskan kata-kata yang diucapkannya
Mendengarkan secara empatik, yang berarti mendengar bukan hanya dari telinga, akan tetapi mata dan hati.
Penjelasan seni mendengarkan sudah saya ulas di dalam artikel ini. Semoga bermanfaat.